Selasa, 27 September 2011

Era Panggung STABIL



Genre musik memiliki perkembangan yang terjadi secara kontinue. Setiap pagi acara-acara musik ditampilkan. Hampir setiap stasiun TV memiliki acara musik serupa namun dikemas dengan nama dan tampilan yang berbeda. Satu hal yang menjadi sorotan saya akhir-akhir ini, adalah grup-grup musik yang tampil mengisi setiap acara TV tersebut. Stylist, trendy, modis , enerjik, dan yang pasti laku di pasaran. Itulah mereka orang-orang yang tampil di atas panggung musik dengan jumlah yang terkadang lebih banyak dari pemain band namun mereka tidak memegang alat instrument. Melakukan performa dance yang enerjik dan diiringi oleh musik yang ngebit. Tak jarang mereka hanya tampil dengan goyangannya, sedangkan lagu dibawakan secara lipsing. Sebuah perform kepalsuan yang  sarat pembodohan bagi saya. Boy/Girl band, begitulah nama trend mereka.


Era panggung Stabil, begitulah saya menafsirkan musik yang laris dipertontonkan di tahun ini.

STABIL -  Sudah tua labil. Akronim andalan untuk menyindir teman-teman yang berumur namun sering mencuri-curi umur. Untuk kata labil sendiri sulit dijelaskan, tapi gambaran umumnya adalah bentuk kejiwaan seseorang yang sering pasang surut, gampang terprovokasi dan masih memegang teguh budaya mencontek, budaya ikut-ikutan atau "budaya turu'-turukang”- CMIIW. Diluar dari penjabaran kedua kata tersebut, Stabil rasanya pantas dikukuhkan pada mereka, orang-orang yang banyak dan stylist namun performnya minimalis. Hanya bermodal lipsing dan dance yang kompak tapi kurang memiliki skill. Tak pernah terbayangkan apabila di jaman sekarang banyak bermunculan festival-festival musik, namun para peserta festivalnya adalah anak[TIDAK]muda yang memenuhi panggung dan jingkrak-jingkrak tanpa memegang alat. Yakin rasanya, panitia penyelenggara acara seperti ini akan kewalahan dalam mempersiapkan panggung dan segala perlengkapan penunjang festival ini.


Pasti dibutuhkan panggung yang luas, untuk menampung banyak orang yang tampil, dan panggung yang kokoh untuk menahan goncangan yg terjadi. Selain itu, pasti alat-alat musik seperti gitar, drum dsb akan jarang terlihat, karena digantikan oleh seorang DJ atau mungkin untuk sebuah acara sederhana, minimal lah, sebuah tape atau apalah namanya untuk dipakai memutar lagu yang sebelumnya sudah mereka rekam sebagai persiapan sebelum perform. Penontonnya juga mungkin didominasi oleh cewek-cewek muda, yang apabila artis andalannya tampil akan dengan semangat dan histeris berteriak. Belum lagi pada saat perform yang terdengar hanya riuh ramai penonton yang bernyanyi mengalahkan suara sound sistem yang ada. Panitia pasti akan sangat pusing mengatur para penonton festival ini, mungkin diperlukan tim khusus yang mengarahkan atitude penonton, dan mungkin diperlukan tim sar yang banyak untuk mengangkut para penonton yang pingsan karena energinya habis dipakai untuk berteriak dan joget-joget pada saat menonton pertunjukan. Juri festival pun akan kewalahan menilai perform terbaik, karena ternyata perform penonton lebih baik daripada perform peserta festifal. Geli rasanya membayangkan tiba-tiba saya berada pada festival seperti ini.


Rasanya rindu melihat Bang Iwan Fals tampil di layar kaca, rindu ingin melihat video klip power slave, Gigi, Jamrud, Padi, Netral, Boomerang, Slank tampil di layar kaca dan membawakan lagu-lagu lama mereka. Lagu yang bagi saya memberikan kesan tersendiri karena mampu membawa saya ke suasana masa kecil. Masa dimana musik rock, slow rock, punk, atau lagu-lagu dengan lirik yang bertema tentang kemanusiaan, tentang sindiran pada penguasa, berjaya pada masa itu. Rindu rasanya ingin melihat musisi-musisi yang tampil di atas panggung tanpa baju dan penuh keringat karena musik mereka berenerjik, berlari kiri kanan menyusuri pangung, sesekali berhenti di pemain melody atau drumer. Mereka tak perlu tampilan yang stylist, hanya pakaian yg sederhana atau lebih tepatnya urakan, namun mampu menunjukkan perform yang maksimal. Tidak ada lipsing, semua murni live performance, mengalir sesuai atmosfer yang dibangun dalam pagelaran itu. Tak ada kepalsuan, tak ada pembodohan, yang ada murni skill dengan kesalahan yg minimalis. Tidakkah kita semua merindukan hal serupa ? Kenapa masa seperti ini tidak berjaya kembali?


Pergolakan ini, dan semua kenangan lama kembali mengingatkan saya pada sebuah status di jejaring sosial saya, “Seandainya bisa ditukar orang telah meninggal, bolehkah kiranya saya tukar 7 pemuda dengan satu orang Bob Marley ? “ seandainya bisa.........

Musik, pasar, peminat, scara awam mungkin itulah yang mempengaruhi trend musik saat ini. Kalau memang prinsip kehidupan berputar layaknya seperti sebuah roda, semoga Tuhan kembali mempertemukan saya dengan masa dimana musik yang berkualitas yang memenuhi tangga lagu populer. Masa dimana mereka yang tampil adalah orang-orang yang bermain dengan alat instrument yang benar-benar mereka kuasai. Masa dimana pertunjukan musik seperti bazart musik dan festival musik sering digelar, bukan cuman di jantung-jantung kota, bahkan dilorong-lorong kompleks dan dipinggir jalan diadakan, seperti saat dulu, saat saya masih SMP dan SMA. Dan untuk trend musik saat ini, meskipun rasanya jahat untuk menjudge sebagai trend musik yang kurang berkualitas, namun sebagai warga negara indonesia dan sebagai manusia yang sepenuhnya sadar bahwa artis, boy/girl band  itu merupakan profesi yang dapat menghidupi seseorang, saya doakan semoga trend musik ini berjaya hanya tahun ini saja. Semoga tawaran untuk pentas di panggung-panggung yang luas dan memang di butuhkan panggung yang luas, terus berdatangan sampai pundi-pundi keuangan kalian meningkat dan dapat dijadikan modal usaha sehinga kalian berhenti menjalani profesi sebagai band yang hanya tau ngedance dan lipsing. Sukses dan tetap semangat hingga tahun ini. Untuk mereka, musisi, artis dan seniman yang telah menciptakan karya yang mampu meninggalkan kesan dalam setiap individual manusia, saya doakan semoga karya kalian adalah amal jahiriah yang dapat menjadi tabungan atau investasi di surga nanti, dan semoga tawaran untuk tampil melakukan live performance terus berdatangan setelah era panggung stabil ini habis. AMIN

1 komentar: