Minggu, 11 September 2011

Dermaga Biringkanaya

Bangunan beton panjang menjorok ke arah laut, menyerupai sebuah jembatan namun tak tampak menghubungkan dua buah pulau. Penasaran, itulah yang ada dalam benak saya ketika melihat gambar bangunan ini melalui foto satelit google maps.

Hertasning, batua, perintis kemerdekaan, terminal daya, tol kemudian jln. lentebung, begitulah rute bersepeda kami sabtu itu. Tiga orang pesepeda yang saling bertukar informasi tentang bangunan aneh yang nampak di peta makassar, sama-sama penasaran dengan bentuk asli bangunan ini. Dua jam lebih perjalanan yang kami tempuh, melewati jalan poros  beraspal, kemudian mengangkat sepeda menyebrang tol, sampai memasuki daerah pedesaan dengan kontur jalan yang tidak rata. sungguh perjalanan yang seru. Klimaksnya ketika memasuki daerah lentebung. Kontur jalan yang naik turun, berdebu dan tidak rata, pemandangan luas dengan hamparan sawah kiri kanan. Rasanya berada di daerah Makassar yang bukan Makassar.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia, terletak di kelurahan Untia, kecamatan Biringkanaya kota Makassar. Dapat ditempuh kurang lebih 45 menit menggunakan kendaraan pribadi dari pusat kota Makassar. Sebuah instalasi daerah yang pembangunannya belum rampung dan kemudian dialih fungsikan sebagai tempat wisata alternatif oleh masyarakat sekitar.


Pemandangan di daerah ini sungguh menakjubkan. Anda bisa merasakan sensasi berbeda ketika mengunjungi tempat ini di waktu pagi dan sore hari. Perbedaan signifikan ini dipengaruhi oleh kondisi air laut yang pasang surut ketika berada di dua waktu tersebut. Sensasi laut biru, hutan bakau yang hijau, langit yang cerah, pandangan yang luas, dan bentuk bangunan dermaga pelabuhan ini yang menjorok jauh kelaut dapat membuat anda merasa takjub, saya sendiri merasakannya ketika mengunjungi tempat ini di waktu pagi saat kami bertiga baru saja tiba di tempat ini setelah dua jam lebih bersepeda. Melompat dari ujung dermaga kemudian mandi air laut disana sangat menyenangkan, air lautnya hanya setinggi dada orang dewasa. Seandainya saya bisa tiba di subuh hari dan menyaksikan matahari terbit dari ujung dermaga ini, saya yakin, saya dapat menuliskan review yang lebih menarik lagi.

Jika anda berkunjung ke dermaga ini sore hari dengan niat melihat sunset dari ujung dermaga ini, saya harap anda jangan cepat-cepat kecewa. Pemandangan laut biru disisi kanan kiri dermaga mungkin tidak akan anda lihat, karena kondisi air laut yang surut dan berganti menjadi lumpur. Jangan kecewa, cobalah ke ujung dermaga dan turun ke daerah batuan karang yang terlihat. Cobalah susuri batuan karang tersebut. Anda akan menyaksikan batuan karang yang menyerupai kursi dan meja. Rasanya alam sengaja menyediakan tempat untuk bersantai disana. Kursi dan meja yang terbuat dari karang yang anda dapat pakai untuk duduk-duduk santai atau mengambil foto bersama teman-teman anda sambil menikmati sunset sore di dermaga ini.

Berkunjung kesana dapat memberikan sensasi baru bagi anda, terutama bagi sebahagian orang makassar yang bosan dan jenuh dengan tempat rekreasi yang ” itu-itu melulu “. Tempat rekreasi umum gratis namun tidak memberikan kenyamanan bagi pengungjungnya karena terlalu banyak pengamen  dan pengemis, ataukah tempat rekreasi umum yang nyaman namun anda harus mengeluarkan kocek apabila berkunjung kesana. Kira-kira begitulah gambaran tempat rekreasi “itu-itu melulu” yang ada di makassar.



Foto: Imran dan Riri (not couple), yang sempat kami abadikan waktu mengunjungi dermaga biringkanaya 


Apabila anda berniat berkunjung ke dermaga pelabuhan ini, saya sarankan anda memperhatikan waktu berkunjung karena kondisi dermaga yang masih sepi. Hal ini saya sarankan jangan sampe terjadi sesuatu yang tidak anda inginkan apabila anda berkunjung terlalu malam disana. Selain itu cobalah  membawa snack dan minuman untuk menikmati saat santai anda. Hal yang terpenting dalam setiap rekreasi adalah mengabadikan moment-moment indah di tempat yang anda datangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar