Jumat, 27 Agustus 2010

BULAN, antara keindahan dan kepalsuan

Dalam sebuahkegelapan,aku menatap langit

Kudapati sebuah cahaya,

Terang yang selama ini ku anggap nyata…

Ternyata hanyalah sebuah kamuflase..

Itulah kau.. Bulan,

Bentuknya bulat, bercahaya. Bagi segelintir orang menganggapnya sebagai simbol keindahan- perhiasan dikala malam. Sempat dipuja dan diagung-agungkan oleh suku tertentu. Menjadi sebuah pertanda bagi sebahagian profesi dan menjadi sebuah kebohongan besar bagiku. Itulah dia, yang kita -orang melayu terdahulu hingga sekarang- menyepakatinya dengan nama, Bulan.

Malam ini 17 Ramadhan, dan malam ini sang bulan pun maikin cantik saja, dia duduk bertahta di singgasana tertinggi. Diselimuti kegelapan malam, berteman dengan dingin dan bersanding dengan bintang. Mars pun yang dekat dengannya menambah keagungan dan berhasil memperdaya semua penikmat malam .

******

Malam yang pekat, asap yang mengepul. Ritual malam jum’at pun berlangsung. Aku kembali mendapati sebuah kepalsuan besar di atas langit sana. Kenapa sang dewi malam, yang selama ini dipuja kecantikannya selalu berbohong pada manusia ?

Tidakkah dia merasa berdosa ? Meminjam cahaya dari mentari, kemudian memakai dan memamerkannya dalam sebuah keindahan malam! Haha..

Saya yang selama ini memandang dunia dari sebuah sisi, dari dalam gelap kegilaan melihat sebuah kesamaan. Sebuah contoh kepalsuan terbesar yang manusia pelajari dari sosok dewi malam ini.


Rembulan malam ini kembali menyadarkanku. Memandang kecantikannya dalam sebuah kamuflase. Rembulan hanyalah seonggok cermin raksasa dikala surya bersembunyi. Rembulan tak pernah jujur dan memancarkan cahayanya sendiri.


Terkadang aku mendapati rembulan-rembulan kecil dalam sandiwara kehidupan ini. Sang bulan mampu berjalan, dilengkapi dengan kaki dan kedua tangan, diberi kemuliaan oleh Tuhan untuk mampu berfikir. Namun, rembulan tetaplah sebuah rembulan. Kemuliaannya dipakai untuk memalsukan. Tangan dan kakinya di pakai untuk berpindah dan beraktivitas, bergerak kiri-kanan, atas-bawah, maju-mundur.. serong dan miring !. Berkeliling dan memamerkan. Memamerkan kehebatan dari mentari yang bersembuyi di bilik satunya. Terkadang rembulan meminjam cahaya mentari, yang dalam dunia nyata berupa lembaran-lembaran berharga. Meminjam cahaya berupa nama-nama besar… meminjam cahaya berupa barang-barang mewah, sesuatu yang beroda empat atau beroda dua. Terkadang juga rembulan di dunia, meminjam cahaya dan menaruhnya di bagian depan, tepat diwajah.. itulah dia ketampanan dan kecantikan.

Apakah sang rembulan sadar, cahaya adalam milik sang mentari ??

Mungkin!. Bisa juga iya. Tapi pada saat sang rembulan sadar, mereka telah kembali ke peraduan. Bermain diantara kegelapan.. dan tak pernah terlihat lagi. Berikutnya akan muncul rembulan-rembulan baru yang tak tahu terimah kasih……….


Maafkan aku rembulan,

Saat menatapmu aku terpana.. saat terpana aku lupa !

Tatkala sadar, aku menggunjingmu..

Tapi aku tetap menghormatimu..karena engkau ciptaan Tuhanku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar